Selasa, 12 September 2017

_PETUALANGAN DIATAS KERTAS PUTIH_



_PETUALANGAN DIATAS KERTAS PUTIH_


Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjukkan pukul tujuh pagi, aku telah bersiap-siap dengan alat tulis yang tak pernah lepas dari genggaman tanganku, serta sepatu hitam yang melekat di kaki siap menemani setiap langkahku untuk mengikuti kegiatan yang sudah tercantum di roundown acara yaitu aksi Long March ‘My Trip My Jurnal’. Dari 23 peserta dipecah menjadi 5 kelompok, dari masing-masing kelompok terdapat 5-6 orang anggota dan namaku terdaftar di barisan kelompok 2.


“Selamat pagi kak. Lapor!! Kelompok 2 siap melaksanakan tugas dari kaka di post 1” Ucapku melapor kepada kak Bobi dan kak Anggi mewakili teman-teman sekelompokku.


“Pagi, oke saya terima laporan kelompok 2” Sahut kak Anggi.


“Tes kalian di pos 1 yaitu ‘Evaluasi Diri’, kalian isi 5 sifat baik dan 5 sifat buruk diri kalian serta faktor pendukungnya dalam waktu 5 menit. Dimulai dari sekarang” Jelas kak Bobi seraya menunjukkan selembar kertas tes yang akan di isi. 


“Siiaap kak” Serentak kami menjawab.

Kak Anggi langsung membagikan lembaran kertas putih itu satu-persatu.



Kata demi kata ku tulis sebenar mungkin dalam waktu yang begitu singkat padahal seumur hidupku dalam waktu belasan tahun ini terkadang aku masih bingung bagaimana sifat baik dan sifat burukku sendiri. Karena begitu susah untuk mengomentari diri sendiri. Namun diatas selembar kertas putih ini aku menulis beberapa sifatku berdasarkan pendapat dan komentar dari teman-teman.


Waktu terus saja bejalan, aku masih saja menulis begitu pun dengan teman-teman yang lain mereka sibuk berintropeksi diri masing-masing.


“Okke, waktu kelompok 2 telah habis. Silahkan kumpulkan disini” Ujar kak Anggi begitu tegas.


Aku tercengang mendengarnya karena tulisanku belum selesai, dan teman-teman yang lainnya terlihat begitu tergesa-gesa. Namun aku menghiraukannya dan terus saja melanjutkan tulisanku hingga selesai pada kata terakhir. Ya, meskipun kami menyelesaikan melebihi waktu yang telah ditentukan.


“Lapor!! Kelompok 2 telah selesai melaksanakan tes di pos 1”


Ucap Sopyan yang merupakan salah satu tamu dari Smk Al-Inayah yang ikut serta dalam Pelantikan Anggota Media Muda di MAN 4 Karawang.


Setelah itu kami langsung berjalan melanjutkan penjelajahan menuju pos selanjutnya.


“Jangan lupa guys kalo ada tutup botol diambil, biar kelompok kita dapet banyak” Ucap Zahra mengingatkan kami untuk melaksanakan tugas dari panitia.


“Siap laksanakan” Sahut Neli dengan posisi hormat kepada Zahra.


“Ih apaan sih Neli, lebaaayy dehh…” Zahra tersipu malu.


“Kaya yang engga aja kamu Zahla, Wlee… Eh Zahra maksudnya” Ledek Sopyan kepada Zahra.


“Nah, Iya tuh bener apa kata Sopyan” Sambung Neli.


“Dih nyebelin, udah dong udah nyampe pasal nih..” Zahra mulai kesal dengan ledekan Sopyan.


“Pasal? Pasal berapa pasal apa sok aku hafal, hehe…” Celetuk Sopyan kembali meledek.


“Udah, udah. Jangan debat telus, eh tuh kan jadi kebawa-bawa, kalian sih ribut terus dari tadi di perjalanan” Ujar Neli memotong candaan Sopyan dan Zahra.


“Jadi siapa nih yang laporan di pos depan?” Tanyaku kembali.


“Bial aku aja yang lapolan..” Zahra sedikit memasang wajah masam karena terus-terusan diledek.


Langkah kaki Zahra melangkah lebih cepat mendahului kami karena tergesa-gesa ingin segera melapor kepada kaka panitia.


Pos 1 sampai pos 4 telah terselesaikan dengan baik, meskipun tes nya cukup sulit bagiku, dari mengarang bebas hingga menulis berita dan membuat opini. Mengarang bebas mungkin lebih mudah karena tidak dibatasi untuk membuat apapun, tetapi menulis berita dan opini menurutku cukup sulit karena ini kali pertama aku mengikuti tes seperti ini karena sewaktu di SMP tidak ada Organisasi atau pun Ektrakulikuler dibidang Jurnalistik. Baca berita yang sudah jadi dikoran saja sangat jarang sekali apalagi Opini. Mengikuti Pelantikan ini selama tiga hari dua malam tidak terasa berat bagiku. Sungguh aku tidak pernah merasa terbebani karena aku ingin mencoba hal yang baru dari sebelumnya meskipun sempat tidak mendapat izin dari orang tua tapi keinginkanku sangatlah besar untuk membuktikan bahwa aku bisa menggapai apa yang aku impikan.

***


Ribuan detik seakan tertikam oleh jarum jam, cahaya matahari sedikit demi sedikit turun ke perpaduannya menenggelamkan diri diujung barat dan awan yang biru pun turut merubah warnanya menjadi hitam kelam. Malam ini adalah malam pertama ku menginap disekolah dengan dipadati berbagai macam kegiatan, dan tes pada malam ini yaitu ‘The Voice’ dimana peserta akan dipanggil satu persatu masuk kedalam sebuah ruangan untuk memperkenalkan diri kepada dewan juri dengan posisi dewan juri membelakangi peserta dan peserta harus menyajikan penampilan yang terbaik hingga juri mampu berbalik badan dalam waktu lima menit.


“Peserta selanjutnya Nisa”


Dag dig dug…


Ini giliranku, aku segera bergegas menuju ruangan tes dengan hati gemetar karena takut penampilanku tidak menarik dan juri tidak membalikkan badannya.


Tok.. tok.. tokk…


“Boleh saya masuk pak?”


“Silahkan, langsung masuk saja” Jawab salah satu juri


Setelah ku buka pintu ternyata sudah ada tiga Juri yang duduk bersampingan dan terdapat layar dua dimensi yang ukurannya cukup lebar serta pengeras suara yang sudah siap untuk suara hitungan waktu yang berjalan.


“Langsung saja kamu perkenalkan diri dan ceritakan hal-hal menarik dari pengalamanmu, kamu hanya mempunyai waktu 5 menit. Manfaatkan waktu kamu dengan sebaik-baiknya, waktunya dimulai dari sekarang” Juri menegaskan ulang.


“Bissmillahirrahmanirrahim..” Gumamku dalam hati.


“Perkenalkan nama saya Nisa Awalia, sebelumnya saya tidak pernah mengetahui apa itu Media Anak Negeri dan apa itu Jurnalistik, untuk itu alasan saya disini mengikuti Ektrakulikuler ini karena ingin mencoba hal yang baru dari pengalaman saya sebelumnya”


Detik demi detik terus saja terlewatkan, angka yang terpampang dilayar besar itu terus saja bertambah dan waktu yang tersisa semakin mengurang dengan volume suara yang tinggi membuat jantungku berdetak lebih kencang dari detik yang terus saja berjalan.


“Pengalaman saya di SMP saya pernah mengikuti Ektrakulikuler PMR, Drumband, dan Pramuka. Dari beberapa Ektrakulikuler yang saya ikuti saya lebih aktif di Pramuka, karena saya sudah begitu mencintai Pramuka. Bahkan saya rasa jiwa Pramuka sudah tumbuh didalam jati diri saya” Satu Juri membalikkan badan meruntuhkan kegugupanku.


“Saya juga pernah mengikuti Organisasi OSIS dan Allhamdulillah saya terpilih menjadi ketua Osis pada tahun ajaran periode 2016/2017” Detik waktu masih berjalan dan satu juri kembali membalikkan badannya.


“Tantangan saya ketika menjabat sebagai ketua Osis yaitu menjaga tanggung jawab dan amanat, serta dituntut untuk berani berbicara didepan siswa/siswi lainnya dan juga dewan guru. Diberi komentar negative dan harus selalu terlihat baik” Waktu tinggal tersisa beberapa detik saja di menit terakhir dan akhirnya ketiga Juri berbalik badan.


“Allhamdulillah, akhirnya Juri berbalik badan juga” Bisikku dalam hati.


“Wiih mantab.. pengalaman kamu banyak sekali. Selamat kamu berhasil membuat 3 dewan Juri membalikkan badan. Saya sendiri kagum sama kamu” Puji Pak Andrian sembari mengacungkan dua jempolnya.


“Iya makasih banyak pak, sudah membalikkan badannya” 


“Ya kalau membalikkan badan saja itu sangat mudah, nih lihat bapak membalikkan badan dengan mudah bukan?” Serobot Pak Iman dengan candaannya sembari memutar-mutarkan kursi yang sedang dia duduki.


“Heeheee.. bapak bisa aja” Ucapku dengan penuh haru.


“Yaudah, selamat kamu lolos dari tes Public Speaking ini” Pungkas Pak Iman dengan menyunggingkan senyum dibibirnya.


“Yeeeeeaaaaaayyyyy selesai” Teriakku kegirangan.


“Kenapa kamu Nisa, tugas kamu selesai belum?” Tanya kak Aldo menyenggol tanganku yang sedang asyik menari-nari dengan pena diatas kertas putih.


“Udah nih kak, cerpen aku udah selesai. Nih 3 lembar”


Ucapku begitu riang seraya menyodorkan cerpen yang telah selesai ku tulis di post 5. Aku segera menyimpan alat tulisku ditempat yang telah ditentukan dan bersiap-siap menunggu teman-teman satu kelompokku untuk kegiatan outbound.


“Gimana kelompok 2, udah semua belum?” Tanyaku kepada mereka.


“Belum….” Dengan serentak mereka menjawab.


“Sebental dulu, sedikit lagi nih” Sambung Zahra yang masih sibuk dengan alat tulisnya.


“Finish… Nih aku udah selesai kumpulin dimana nih?” Sahut Sopyan yang baru saja menyelesaikan tugasnya.


“Aku juga udah…” Zahra bangkit dari duduknya seraya menyodorkan tulisannya.


“Dih, ya biasa aja kali…” Celetuk Sopyan dengan sinis.


“Ih apaan sih, lagian juga kamu ikut campur mulu…” Zahra memasang wajah cemberut.


“Udah.. udah.. kebiasaan deh. Udah ayo kita siap-siap buat outbound” Ajak Neli


“Siiiiaaaapppp” Jawab kami serentak.


Outbound kali mengeluarkan bola kecil dari dalam pipa besar yang berlubang dengan diisi air. Permainan yang cukup sulit, membutuhkan banyak orang untuk menutupi lubang, seperti dalam realita kehidupan pun kita harus bisa saling menutupi segala kekurangan kita. Permainan ini mengajarkan kesabaran, ke uletan, tidak saling egois dan mengandalkan agar semua itu tertanam dalam jiwa kami sebagai Jurnalistik yang baik.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar